Sabtu, 31 Maret 2018

MENGEMBANGKAN JARINGAN SEKALIGUS EDUKASI


SUDAH LEBIH DARI 60% JARINGAN ROBERT USMAN CENTRE (RUC) TERBENTUK


Setelah beberapa minggu sebelumnya proses pengembangan jaringan dilakukan di Sekretariat Robert Usman Centre (RUC) di Kawasan Serua, Ciputat, Kota Tangerang Selatan, kini tim pemenangan HM. Robert Usman, SE, M.Si mulai menyambangi beberapa wilayah konstituen.

Kamis malam (29/03/2018), Tim RUC diundang oleh pengurus lingkungan Perumahan Ciputat Baru, Kelurahan Sawah. Di tempat ini, sosok HM Robert Usman memang sudah tak lagi asing. Sebab, ketika menjabat sebagai anggota DPRD periode 2009-2014, HM. Robert Usman merupakan satu-satunya legislator yang selalu mendampingi warga setempat untuk mencari solusi soal banjir di lingkungan perumahan tersebut.

Perumahan Ciputat Baru, Kelurahan Sawah.
Atas inisiatif dan dorongan Robert Usman, akhirnya sungai yang mengalir membelah kawasan hunian itu dibangun turap oleh Pemkot Tangerang Selatan hingga persoalan banjir menjadi jauh berkurang. Maka tak heran bila kemudian sejumlah pengurus lingkungan—yang mengetahui bahwa HM. Robert Usman berencana mencalonkan diri menjadi anggota DPRD Kota Tangsel pada Pemilu 2019—langsung mengundangnya ke Balai Warga RW 08. Hadir dalam kesempatan itu sejumlah tokoh masyarakat setempat, Subhan Zainal, Ketua Karang Taruna Airlangga, hingga para pengurus RT/RW.

Hajat yang di-inisiasi oleh warga itu bertujuan untuk mengetahui apa program serta pola kampanye yang akan dijalankan oleh HM. Robert Usman untuk Pemilu mendatang agar hasil yang dicapai bisa sesuai harapan bersama. Ditegaskan Ketua RW setempat, Mahfud, tanpa perlu diminta, kami akan memilih sosok Robert Usman dalam Pemilu nanti. “Hanya saja, kami juga ingin mengetahui hal-hal teknis agar bisa sejalan dengan tim kampanye Pak Robert,” ujarnya.

Dalam presentasinya, HM. Robert Usman menjelaskan sejumlah strategi serta pola kampanye yang akan dijalankan tim RUC untuk mencapai target suara. “Pada Pemilu 2019 ini kami menggunakan pola dan strategi yang lebih baik dari Pemilu sebelumnya. Hingga perlu ada koordinasi dengan tim jaringan agar pola yang sudah ditetapkan dapat berjalan sesuai rencana,” kata Robert Usman.

RT 001/04 Kampung Maruga, Kelurahan Serua
Sementara esok harinya, Jumat (30/03/2018), Robert Usman kembali hadir di tengah-tengah warga yang sudah menyatakan siap untuk menjadi bagian dari jaringan RUC. Kali ini wilayah yang disambangi adalah Kampung Maruga, Kelurahan Serua, atau tepatnya di di RT 01/04. Seperti di tempat-tempat sebelumnya, di kawasan ini pun Robert Usman menjelaskan mengenai pola yang akan dijalankannya dalam menghadapi Pemilu 2019 mendatang.    

“Alhamdulillah, pembentukan jaringan baru terus berjalan sesuai agenda. Insya Allah dalam satu bulan ke depan target jaringan ini sudah terpenuhi 100 persen,” tandas Robert Usman.

Proses Edukasi

Dalam proses pengembangan jaringan ini, Robert Usman memang tidak semata-mata berdiri untuk memobilisasi suara pada Pemilu mendatang. Namun lebih dari itu, presentasi yang disampaikan Wakil Bendahara DPD Partai Golkar Kota Tangsel ini juga mengandung muatan edukasi politik kepada warga.

“Pembekalan itu mulai dari pola dan strategi kampanye, proses pengembangan jaringan suara, metode penghitungan suara, hingga pengarahan tentang perlunya kehati-hatian terhadap informasi yang beredar, khususnya di dunia maya. Kami juga tidak ingin jaringan kami terlibat dalam peredaran hoax maupun informasi-informasi yang sifatnya menyesatkan maupun melecehkan kelompok tertentu,” jelas Robert Usman.

Kami menginginkan, sambung Robert, jejaring RUC ini bisa berpolitik secara sehat. Jangan hanya karena perbedaan pilihan dalam Pemilu, lalu kita jadi tidak saling tegur sapa dengan tetangga, atau bahkan dengan kerabat dekat. “Kerja cerdas adalah semangat kami untuk mencapai target tanpa perlu bersinggungan dengan pihak-pihak yang berbeda,” kata Robert.

# Sammy / RUC

Kamis, 22 Maret 2018

MENGAPA KITA HARUS MEMILIH HM ROBERT USMAN?



Sebagai pemilih cerdas, kita harus sungguh-sungguh meneliti seberapa besar nilai manfaat seorang kandidat bagi perbaikan sebuah daerah hingga pantas dipilih. Bagi kami, kehati-hatian itu merupakan sesuatu yang sangat penting bagi pemilih dalam menentukan siapa kandidat yang pantas dimenangkan dalam Pemilu mendatang.

Berikut kami sampaikan catatan penting Mengapa Kita Harus Memilih HM. Robert Usman, SE, M.Si.


































FOGGING DI KAWASAN JOMBANG



Tim Robert Usman Centre (RUC) bergerak cepat begitu mendengar kabar terdapat bahaya DBD di Kawasan Rawalele, Jombang


Dipimpin langsung oleh HM. Robert Usman, tim Robert Usman Centre (RUC) langsung menyambangi Kampung Rawa Lele, Kelurahan Jombang, Ciputat Kota Tangerang Selatan (23/3/2018), untuk melakukan aktifitas fogging. Pasalnya, di kampung padat penduduk itu sudah terjadi musibah korban demam berdarah dengue (DBD) di mana seorang meninggal dunia dan seorang lagi dirawat di rumah sakit.

 “Alhamdulillah, begitu mendengar kabar musibah itu kami bisa langsung bergerak melakukan fogging di sekitar lokasi untuk mencegah terjadinya penyebaran jentik nyamuk DBD,” kata Robert Usman, seraya menambahkan, situasi seperti ini memang tidak lagi bisa ditunda-tunda mengingat sudah terjadi dua kasus, dengan seorang di antaranya meninggal dunia.

Menurut Wakil Bendahara DPD Partai Golkar Kota Tangerang Selatan ini, kegiatan fogging untuk mengatasi demam berdarah dengue (DBD) harus memenuhi beberapa syarat terlebih dahulu. Fogging tidak bisa dilakukan sembarangan, tapi harus berdasarkan kasus.

“Fogging hanya bisa dilakukan jika di sebuah daerah ditemukan lebih dari satu kasus DBD. Kalau ditemukan kasus, petugas akan melakukan penyelidikan epidemologi di lokasi dengan radius 100 meter. Karena nyamuk hanya bisa terbang maksimal 100 meter," kata Robert.

Ia menambahkan, tujuannya adalah untuk membunuh nyamuk dewasa dan memutus rantai penularan. Tapi bukan pada jentiknya. Fogging juga akan dilakukan jika ditemukan angka bebas jentik di wilayah tersebut kurang dari 95 persen dan telah terjadi penularan penyakit DBD dari satu orang ke orang lain.

# Max / RUC

Rabu, 21 Maret 2018

MENGIKIS KEBOSANAN TERHADAP POLITIK


Politik juga punya momen untuk membangun nilai-nilai kebaikan.



Kita sama-sama tahu bahwa apa yang terjadi hari-hari ini nyaris sama dengan apa yang digambarkan Bung Hatta mengenai situasi politik pada masa demokrasi parlementer: ketika banyak partai politik cenderung menunjukkan sisi buram dari demokrasi. Pemilu sebagai hajat demokrasi pun menghadapi berbagai persoalan yang amat pelik tatkala realitas politik tidak berjalan sesuai dengan substansi dan cita-cita politik itu sendiri. Banyak politisi gagal menjalankan tugasnya sebagai gerbong penguatan masyarakat sipil hingga tidak mampu merespons tuntutan-tuntutan baru—baik di tingkat lokal maupun nasional. Tentu saja ini merupakan situasi berat bagi politisi yang ingin berkompetisi di Pemilu 2019. Lalu, bagaimana para politisi ini mengantisipasi situasi tersebut?.

Untuk mengetahuinya secara lebih mendalam, Tim RUC sudah menyunting hasil perbincangan isu ini dengan HM. Robert Usman, SE, M.Si, yang kini menjabat sebagai Wakil Bendahara DPD Partai Golkar Kota Tangerang Selatan. Berikut petikannya.

Menurut sejumlah pengamat, tren kepercayaan publik terhadap partai politik cenderung agak turun. Bagaimana pendapat Anda?

Saya rasa dengan situasi yang terjadi belakangan ini, ketika banyak kader parpol yang tertangkap tangan KPK serta hal-hal buruk lainnya di Gedung legislatif, wajar bila terjadi kecenderungan itu. Namun sebagai kader partai, saya tetap optimis bahwa situasi itu dapat diatasi.

Bagaimana mengatasinya, setidaknya dalam konteks kepentingan politik Anda di Kota Tangerang Selatan?

Saya sudah memperhitungkan situasi tersebut, karenanya saya membangun Robert Usman Centre (RUC). Salah satu poin pentingnya, lembaga ini dibangun sebagai wadah untuk mengikis energi kebosanan masyarakat terhadap politik menjadi energi yang lebih bersahabat dengan politik. Toh, kami sadar bahwa politik tidak mungkin diabaikan mengingat ia berkaitan erat dengan proses pendistribusian kekuasaan dan pengambilan keputusan di wilayah publik. Artinya, ia akan menentukan pada siapa, atau kelompok mana, realitas politik berpihak. Untuk menunjang tujuan tersebut, kami akan menggelar berbagai kegiatan berbasis diskusi serta pencerahan politik bagi warga.

Apakah itu bisa diartikan bahwa Anda masih meyakini Pemilu sebagai sebuah ruang kontestasi ide, gagasan, program, dan ideologi?

Ya, harus itu. Ketika dalam praktiknya banyak orang melupakan itu, bukan berarti gagasan yang sesungguhnya menjadi keliru. Saya percaya, dari sebuah pesta demokrasi—ketika teksturnya tetap sebagai ruang kontestasi ide, gagasan, program, dan ideologi—maka akan lahir embrio masyarakat sipil yang kokoh (strong civil society). Seberat apa pun situasinya, kita harus tetap optimis bahwa Pemilu merupakan sarana pembelajaran praktik berdemokrasi bagi rakyat yang dapat membentuk kesadaran kolektif seluruh komponen masyarakat tentang pentingnya memilih pemimpin yang benar sesuai nuraninya.

Banyak pihak menilai bahwa politik itu dekat dengan “kebusukan”. Bagaimana pendapat Anda?

Kehidupan politik memang penuh dengan dinamika, apakah itu yang bersifat baik maupun yang buruk. Karenanya tak heran bila jauh-jauh hari, peringatan tentang bahaya (bermain) politik sudah lama dilontarkan sejumlah pemikir politik Islam klasik (fiqh siyasah), mulai dari al-Mawardi, al-Ghazali, hingga Ibn Taymiyyah. Bahkan Imam al-Ghazali menyatakan, politik adalah lahw dan la’b, permainan (yang) memabukkan dan pembuat lupa daratan. Kekuasaan, dalam nalar fiqh siyasah, cenderung bersumber dari nafsu yang sulit dikendalikan. Tapi bagi saya, politik tak selamanya busuk. Toh, sejak zaman nenek moyang, manusia punya dua ciri; "amour de soi", dorongan untuk mempertahankan diri sendiri, dan "pitie"; perasaan belas kasih antarsesama yang menderita. Politik adalah alat, dan kita mengandalkan manusianya.

Anda yakin “kebaikan” bisa menang di dunia politik?

Harus yakin. Bila tidak, untuk apa kita berpolitik. Para pemikir politik Islam klasik, saat membahas tentang institusi kekuasaan, sangat menekankan pentingnya akhlak, moral, dan etika. Karena berpolitik tanpa akhlak, moral dan etika bisa membuat banyak hal direduksi menjadi situasi persaingan antara “kami” dan “mereka”. Saya rasa, politik tidak bisa bertahan bila hanya mengibarkan panji-panji partikularisme, yang menegaskan apa yang istimewa pada kami dan tidak pada mereka. Toh, ada pemahaman bahwa politik pada akhirnya adalah sebuah proses pencarian dan pencapaian apa yang universal, suatu pergulatan antarkelompok yang terdorong untuk membentuk “kita”. Saat itulah, nilai-nilai kebaikan bisa menang.

Lalu dalam konteks Tangerang Selatan, apa yang perlu dijadikan isu saat ini untuk mengikis rasa kebosanan masyarakat terhadap politik?

Saya rasa kita perlu meningkatkan partisipasi politik berbasis konstituen pluralis yang bercorak lintas agama dan lintas etnis-kultural, demi terbangunnya keseimbangan antara kebebasan, kesetaraan, keadilan, solidaritas, dan demokrasi. Dalam banyak situasi, politik adalah soal bagaimana kita bersedia bekerja sama dengan pihak lain. Dan, tiap kehendak kerja sama itu harus mengandung unsur kesadaran akan batas: kata lain dari kerendah-hatian. Karena itu politik juga punya momen transendental; ketika kita merasa bertanggung-jawab untuk adil, tidak boleh netral atau bebas nilai--terutama kepada kelompok lemah yang tidak terwakili. Di situlah kita hadir untuk berjuang.

# Tim RUC

GENCAR MEMBANGUN JARINGAN



Politik adalah sebuah proses . . .


Kerja politik tidak bisa instant. Itulah salah satu poin penting bagi HM Robert Usman mengapa ia terus mengembangkan jaringan jauh-jauh hari dalam menghadapi Pemilu 2019. Bersama tim RUC-nya, hampir setiap hari ia terus melakukan penguatan jaringan hingga ke tingkat terkecil, yakni RT. Baginya, parpol harus bisa menjalankan tugasnya sebagai gerbong pembelajaran politik bagi masyarakat agar mampu merespons tuntutan-tuntutan baru.

“Hal ini menjadi penting mengingat masyarakat harus ditempatkan sebagai bagian utama dari sebuah siasat politik. Implementasinya, jalan dialog menjadi salah satu poin penting untuk menuju sebuah pengembangan jaringan politik yang sesuai harapan,” jelas HM. Robert Usman. Ia menambahkan, pengembangan jaringan ini pun dapat menjadi semacam alat ukur bagaimana kita secara tepat mengukur kekuatan (politik) kita, dan bagaimana secara benar melihat kemungkinan-kemungkinan dalam keterbatasannya.

“Saya kira itulah konsep ‘politisi zaman now’ yang harus dibangun, yakni: ketika politik dikelola dengan tepat dan benar--sebagai ajang untuk membentuk kesadaran kolektif bangsa tentang pentingnya memilih pemimpin yang benar sesuai nuraninya—serta dapat pula diukur kekuatannya,” tandas Wakil Bendahara DPD Partai Golkar Kota Tangsel ini.

Karena itulah HM. Robert Usman begitu intens melakukan kegiatan pengembangan jaringan ini, baik di kantor sekretariat Robert Usman Centre (RUC) maupun di berbagai lokasi lainnya di wilayah Ciputat, Kota Tangerang Selatan. “Saya berharap Pemilu 2019 ini dapat menjadi momen bagi Golkar Tangsel untuk mengembangkan kuantitas sekaligus kualitas kadernya agar pencapaian hasil Pemilu bisa sesuai target,” ucap anggota DPRD Kota Tangsel periode 2009-2014 itu.


# Max / RUC



Foto-foto 

#RobertUsman : Pilhan Pasti