Pemilih harus sungguh-sungguh berdaulat atas
pilihannya bila ingin Pemilu menjadi bermanfaat untuk orang banyak.
Itulah benang merah yang dapat disimpulkan dari
hasil diskusi Robert Usman Centre (RUC) Coffee Morning ke-3 yang digelar belum
lama ini, Sabtu (6/12/2018) di Taman Jajan Bukit Nusa Indah, Serua-Ciputat,
Kota Tangerang Selatan. Dengan kata lain, pemilih sebenarnya memiliki peran
yang sangat strategis dan fundamental dalam membentuk parlemen yang lebih
kapabel, kredibel, dan berintegritas—selama pemilih tidak terdistorsi dan
terciderai oleh aspek-aspek artifisial yang sifatnya hanya sesaat.
Ketua KPUD Kota Tangsel, Mohamad Subhan (kiri) |
Narasumber diskusi kali ini, Ketua KPUD Kota
Tangerang Selatan Mohamad Subhan, menegaskan bahwa sesungguhnya kita tidak bisa
bersikap apatis terhadap politik, termasuk dalam menyikapi Pemilu. “Mengapa
demikian, karena seluruh hal yang menyangkut tata kelola negara diatur oleh
kebijakan politik, baik yang bersifat lokal, nasional, bahkan internasional.
Penetapan harga kebutuhan pokok, misalnya, ditentukan oleh kebijakan politik.
Pemimpin baik dan buruk juga lahir dari kompetisi politik,” ujar Mohamad
Subhan.
Itu sebabnya saya percaya, tambah Subhan, Pemilu
adalah suatu “momen sakral” yang tidak bisa dilakukan secara sembarangan.
Begitu kita menentukan pilihan, maka saat itu pula kedaulatan kita sebagai
warga negara telah dijatuhkan kepada sosok kandidat yang dipilih itu. Mandat
telah kita berikan kepada sosok di atas kertas suara tersebut. Karenanya jangan
memilih atas dasar pertimbangan pada aspek-aspek artifisial, seperti primordialisme
dan politik uang.
“Jangan berikan mandat itu kepada sosok-sosok
yang tidak memiliki komitmen terhadap perkembangan masyarakat ke depan. Pesta
demokrasi ini harus dijadikan sebagai sarana bagi kita semua untuk menjawab
cita-cita kesejahteraan dan rasa keadilan sosial. Pemilu harus mampu menjadi
sarana untuk membangun sikap kebenaran yang universal. Lewat Pemilu ini semoga
saja kita mendapatkan pemimpin-pemimpin yang amanah,” tandas Subhan.
Dalam kesempatan ini Subhan juga menjelaskan,
event Coffee Morning yang dilakukan RUC ini semestinya juga dilakukan oleh
kandidat-kandidat lain. Sebab dari event seperti inilah kita sebagai masyarakat
mampu menilai apakah kandidat ini memang layak dipilih atau tidak. “Karena itu
saya sepakat dan memberikan apresiasi kepada RUC yang berani menyelenggarakan
coffee morning ini sebagai ruang untuk saling membuka diri di antara kandidat
dan calon pemilih agar Pemilu mendatang bisa lebih berkualitas,” ujar Subhan.
Sementara pemandu acara, HM. Robert Usman
mengatakan, kegiatan RUC Coffee Morning ini memang ditujukan untuk membangun
dialog positif antara kandidat dengan calon pemilih demi membangun tujuan
bersama. “Di momen inilah, komitmen dan kapasitas seorang kandidat dapat
terukur hingga tidak ada lagi istilah membeli kucing dalam karung,” tandas HM.
Robert Usman.
Ditegaskan Robert Usman, Pemilu sebenarnya
merupakan “sasaran antara” bagi kita semua. Substansi tujuannya tidak terletak
pada momen Pemilu itu sendiri, melainkan pada hari-hari yang panjang pasca-Pemilu.
Apa yang akan kita perbuat setelah Pemilu ini selesai?. “Di situlah kata
kuncinya. Jadi, misalnya Anda semua memilih saya nanti pada Pemilu 2019—dan
saya berhasil menjadi anggota DPRD--maka Anda adalah para pemegang saham atas
kursi yang saya peroleh di lembaga legislatif,” kata Robert.
Selayaknya sebagai pemegang saham, maka Anda
dapat mendesak saya untuk melakukan kerja-kerja yang telah disepakati demi
peningkatan kualitas lingkungan tempat tinggal kita. Pada momen Coffee Morning
inilah saya dan RUC siap membuka diri untuk merumuskan tujuan bersama kita
pasca-pemilu mendatang. “Saya rasa di situlah kuncinya bagi warga untuk
menentukan sosok kandidat yang dipilih pada Pemilu mendatang, hingga Pemilu
menjadi bermanfaat bagi banyak orang untuk jangka panjang,” tegas HM. Robert
Usman.
Dalam kesempatan yang sama, seorang Ketua RT di
perumahan Vila Dago Tol, Ahmad, sempat memberikan testimoni di hadapan sekitar
50-an audience yang seluruhnya merupakan tokoh masyarakat perumahan Bukit Nusa
Indah. Dikatakan Ahmad, apa yang disampikan HM Robert Usman bukanlah omong
kosong. “Saya pernah mengalaminya di lingkungan tempat tinggal saya ketika Pak
Robert masih menjadi anggota DPRD periode 2009-2014,” katanya.
👍👍👍
BalasHapus