PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN HARUS SEGARA MENCARIKAN SOLUSI AGAR SAMPAH TIDAK LAGI MENGGUNUNG DI CIPUTAT.
Sampah
memang masih menjadi salah satu persoalan pelik di sejumlah wilayah perkotaan
di Indonesia, termasuk di Kota Tangerang Selatan. Tingkat pertumbuhan penduduk
yang begitu cepat—yang juga berarti bertambahnya volume sampah--ternyata belum
diimbang dengan sistem pengendalian sampah yang baik. Maka tidak heran bila di
sejumlah titik di kawasan Tangerang Selatan, khususnya sekitar Pasar Ciputat,
sampah kembali menumpuk.
Berdasarkan
pemantauan lapangan tim Robert Usman Centre (RUC), hingga hari ini (13/1/2018) masih
banyak terdapat tumpukan sampah di sejumlah titik di kawasan Pasar Ciputat.
Salah satunya yang cukup mengganggu adalah di titik pertigaan yang
mempertemukan Jalan Arya Duta dengan Jalan Dewi Sartika, Ciputat. Sampah yang kebanyakan
berasal dari area pasar ini ditumpuk sembarangan hingga tumpah ke jalan raya.
Penumpukan
sampah itu, yang juga terdapat di separator di sekitar SPBU di putaran jalan dari arah pamulang menuju Gaplek dan di sekitar
area pasar lainnya, telah menghadirkan kesan kotor dan kumuh bagi wilayah Kota
Tangerang Selatan. Padahal, kawasan Ciputat—selain sebagai ibu kota Tangerang
Selatan—juga menjadi salah satu titik masuk ke kota ini.
Dari
hasil perbincangan tim RUC dengan sejumlah petugas kebersihan diperoleh
keterangan bahwa jumlah armada yang setiap hari bertugas mengangkut sampah di
Pasar Ciputat sangat terbatas, yakni sekitar 2 sampai 3 unit truk. Sementara kebutuhannya
mugkin di atas 6 armada per hari. Persoalan itu semakin rumit ketika terjadi
antrian masuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Cipeucang milik Pemkot
Tangerang Selatan.
Berdasarkan
hasil investigasi data-data, Wali Kota Airin Rachmy Diany sebenarnya sudah
pernah mewacanakan untuk membangun sistem pengendalian sampah dengan teknik
komposting khusus untuk Pasar Ciputat. Artinya, sampah-sampah dari Pasar
Ciputat bisa diatasi sendiri hingga tidak perlu ikut dibuang ke TPA Sampah
Cipeucang. Namun hingga hari ini, wacana itu belum terealisasi.
Padahal,
kapasitas TPA Sampah Cipeucang juga sudah mengkhawatirkan, mengingat tidak ada
keseimbangan antara kapasitas dengan produksi sampah yang dihasilkan setiap
hari. Data yang diperoleh RUC menyebutkan, volume sampah yang berasal dari
warga Kota Tangerang Selatan saat ini mencapai sekitar 1.500 ton per hari. Sementara
TPA Cipeucang hanya sanggup menampung 880 ton sampah per hari.
Bayangkan,
terjadi selisih 620 ton sampah per hari yang sesungguhnya tidak bisa diatasi
oleh TPA Cipeucang.
#
Bayong Cappoera / RUC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar